Goresan Pena : Riska Fajrul Ummi
Detik waktu semakin berlalu
Berjuta kisah tlah terukir antara kau dan aku
Di sini, di tempat
ini dan dalam hidup ini
Aku merasa beruntung telah dapat mengenalmu selama ini
NAmun kini, detik perpisahan telah menghampiri kita
Bagaikan hantaman badai di samudra saat ku harus berpisah
denganmu
BAgaikan bumi tanpa kehidupan bila tak dapat lagi melihat senyuman mu
Dan bagaikan denyut nadi yang membeku saat ku tahu harus
perpisah denganmu
Hati ini semakin hampa tanpa hadirmu lagi disini
Aku tak pernah tahu, apakah aku sanggup lalui hari hariku
tanpa hadirmu
Atau justru aku akan semakin jatuh dan terpuruk dalam lautan
kehampaan.
Namun, aku akan tetap berusaha tegar di depan matamu, dengan
tidak menghiraukan rasa pedihku.
Wahai kakak kakak dan abang abangku
Senyumanmu tlah hiasi hari hariku selama ini
Ilmumu juga telah mewarnai galaksi kehidupanku
Aku bangga telah mengenal sesosok orang setegarmu
Aku juga bangga telah dapat mempelajari seluk kehidupanmu
Mempelajari cara untuk selalu tegar
Cara untuk selalu mengukir senyuman walau kadang sebenarnya
kau sedang perih
bahkan bagaimana cara untuk cermati cobaan dengan semangat
yang membara
Wahai kakak kakak dan
abang abangku
Ku kan coba ikhlaskan
langkahmu untuk menjadi lebih maju lagi
Aku akan selalu tersenyum tegar untuk iringi perjuanganmu
Tapak kaki ini pun akan selalu setia untuk menunggu
kepulanganmu kembali di sini
Teruslah melangkah untuk nusa dan bangsa
Perjuanganmu menjadi tanduk harapan bangsa
Untuk hantarkan dunia ke tampuk kemakmuran
Dan menjadi perisai kekuatan dunia
0 komentar:
Posting Komentar