Judul Buku : Papap, I Love You
Pengarang : Sundari Mardjuki
Ukuran : 20 cm
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2012
Harga : Rp. 58.000,-
Papap. I LOve You
PENDAHULUAN
Novel yang berjudul Papap, I Love You
ini merupakan karangan dari Sundari Mardjuki. Novel ini bercerita tentang
kenyataan hidup seorang pria yang bernama lengkap Baskara Abimayu atau sering
dipanggil Bima yang harus menerima kenyataan pahit bercerai dengan istrinya
bernama Rayna. Dan hak asuh anak kesayangannya pun yang bernama Rayka Abimayu
atau sering dipanggil Kaka jatuh ketangan Rayna dengan kesepakatan pada akhir
pekan Kaka akan menginap di rumah Bima. Tetapi tali kasih yang kuat antara ayah
dan anak itu tidak bias diputus begitu saja. Novel ini dipersembahkan oleh
Sundari Mardjuki untuk suami tercintanya Mardjuki dan dua anaknya yaitu Bagas
dan Sekar serta untuk ayah-ayah hebat lainnya dimanapun mereka berada.
Novel ini berlatarkan
di Negara Indonesia, tepatnya di daerah Jakarta. Alur yang digunakan merupakan
alur campuran atau alur maju mundur. Cara penggambaran atau penuturan cerita
dalam novel ini sangat jelas dan detail. Sehingga kita bisa dengan mudah
memahami maksudnya dan seakan-akan ikut turut langsung di dalam cerita itu. Sudut
pandang yang digunakan dalam novel ini adalah sudut pandang orang ketiga serba
tahu.
Tokoh utama dalam novel ini ada lima orang, yaitu Baskara Abimayu(Bima),
Rayna, Rayka Abimayu(Kaka), Denny, dan Ammara.
Tokoh pertama adalah Bima yang bekerja sebagai seorang karyawan Swasta
merupakan orang yang sangat peduli terhasap keluarganya, terutama anaknya.
Sehingga ia menjadi ayah yang sangat diidolakan oleh anaknya.
Tokoh selanjutnya adalah Rayna. Dia adalah seorang direktur di sebuah
perusahaan. Dia selalu menuntut segala sesuatu secara sempurna dan terlalu
memprioritaskan pekerjaanya daripada keluarganya sendiri. Rayna juga seorang
perokok.
Tokoh selanjutnya adalah anak dari pernikahan Bima dan Rayna yang bernama
Rayka Abimayu atau biasa dipanggil Kaka. Kaka adalah anak yang periang. Dia
juga pandai menggambar yang ditirunkan dari ayahnya. Dinosaurus adalah binatang
favoritnya dan dia sangat suka memabaca buku ensiklopedi dinosaurus serta
menggambarkan jenis-jenis binatang tersebut di kertas.
Dan tokoh utama yang terakhir adalah Ammara. Ammmara adalah seorang gadis
keturunan Tionghoa. Dia orang yang baik dan peduli dengan kaka serta suka
membantu memberikan masukan-masukan yang sangat membangun saat Bima mendapat
masalah atau bertengkar dengan Rayna.
Tokoh lainya yang juga ikut mendukung cerita di novel ini ada Nyonya Titiek
Prasodjo ibunya Bima, Denny teman lama Bima dan Rayna dan sekarang menjadi
suami baru Rayna, Troe seorang Office boy, Cindy Mawengkang seorang sekretaris
marketing yang juga bekerja di kantor yang sama dengan Bima, Edi temannya Troe,
Mr TJ bos di tempat Bima bekerja, Mbak Pur seorag pembantu rumah tannga di
rumah Rayna, Hendi kepala bagian di tempat Bima bekerja, Ewin teman dekat Bima
dan orang tua Ammara.
BIOGRAFI PENGARANG
Sundari Mardjuki lahir di Temanggung, Jawa Tengah. saat ini ia bekerja di
perusahaan Multinasional bagian marketing dan communications. Hobinya traveling
dan membaca. Umar Kayam dan Nh Dini adalah dua penulis Indonesia yang ia
kagumi. Ia lulusan universitas Indonesia, Fakultas Sastra Inggris, mengambil
program Diploma Sastra Inggris. Sesekali ia meluangkan waktu menjadi penulis
lepas di sejumlah majalah gaya hidup. Papap,
I Love You adalah novel debutnya.
TENTANG CERITA
Baskara Abimayu atau sering dipanggil Bima sudah enam tahun hidup berumah
tangga dengan seorang perempuan bernama Rayna. Dan Rayka Abimayu atau Kaka
merupakan buah cinta dari pernikahan itu. Bima merupakan ayah yang sangat
peduli terhadap anak dan keluarganya, sedangkan Rayna merupakan sosok yang
sangat memprioritaskan pekerjaan dan selalu menuntut segala sesuatu secara
sempurna.
Perkawinan yang mereka jalani setelah rentang enam tahun jika digambarkan
dalam titik-titik kurva,yang terbentuk hanyalah garis yang terus menurun tanpa
ada upaya kenaikan sedikitpun. Dua tahun pertama ditandai dengan masa bahagia,
dua tahun berikutnya dalam masa gejolak, dua tahun terakhir sebagai titik
jenuh.
Hingga pada suatu
malam yang belum terlalu larut untuk malam minggu, Bima baru saja menidurkan
Kaka. Ruang tengah masih berantakan dengan kertas HVS dan kertas lipat
berhamburan dimana-mana. Kertas-kertas itu merupakan bentuk kreativitas Kaka
dengan menggambar karakter-karakter dinosaurus. Bimapun kemudian memilah-milah
antara kertas gambar yang akan disimpan dan dibuangdan tiba-tiba Raynapun
pulang dan berdiri dihadapannya. Diapun mengajak Bima berbicara, kemudian
keduanya duduk bersisian disofa. Suasana ruangan itu sempat senyap sesaat,
sehingga tiba-tiba Raynapun melakukan sebuah pengakuan bahwa dirinya telah
berselingkuh. Bimapun terkejut dan tidak menyangka kalau Rayna berani melakukan
hal buruk itu. Biarpun perkawinan mereka
hambar, tidak ada selintaspun dipikiran Bima untuk melakukan hal seperti itu.
Yang paling disayangkannya lagi, Rayna berselingkuh dengan Denny yang merupakan
teman dekatnya dan Bima dulu.
Karena kejadian itulah akhirnya Bima dan Raynapun memutuskan untuk
bercerai. Setelah bercerai Rayna dan Dennypun menikah, sementara Bima
menyangdang status barunya sebagai duda. Berbicara hak asuh anak kesayangannya Kaka,
semua itu jatuh ketangan Rayna dengan kesepakatan pada akhir pekan Kaka akan
diantarkan ke rumah Bima serta menginap disana dan kembali lagi pada minggu
sore.
Walaupun hari-hari
Kaka kebanyakan bersama Rayna, ibunya. Tetapi tali komunikasi keduanya susah
dipersatukan. Rayna sangat sibuk dengan pekerjaannya dan sering kali tidak
dapat mengontrol emosinya saat mengurus
Kaka dan ujung-ujung dari percakapannya dengan Kaka berakhir dengan keributan
disertai aksi mogok makan Kaka. Tetapi saat dengan papapnya ia sangat senang
dan ceria. Papapnya itu sangat mengerti cara menyenangkan anaknya dan mereka
berdua sangat akrab. Waktu pertemuan di akhir pekan mereka gunakan untuk
meluapkan segala kerinduan seperti bermain futsal, mengelilingi area kompleks
dengan bersepeda, main game dan hal-hal lainnya.
Dan jika tiba saatnya
Kaka harus kembali kerumah Rayna, berbagai upaya penolakanpun terjadi. Kaka
menolak pulang dengan berbagai alasan yang dikemukakan. Mau bobok sama papaplah,
dikamarnya ada makhluk berbentuk kepala plontos warna biru yang suka
menguyahlah dan masih banyak alasan lainnya. Bima tentu repot menghadapi sikap
Kaka seperti itu hingga tiba suatu minggu sore entah angin apa yang membawa
susana hati Kaka, dia dengan mudah dibujuk untuk diantar pulang kerumah Rayna
dengan catatan Bima sendiri yang mengantarnya. Bimapun menuruti keinginan
tersebut. Saat tiba dirumah Rayna, Bima menekan bell dan muncullah wajah mbak
Pur seorang pembantu rumah tangga dirumah Rayna. Dia tersenyum bersahaja dan
setengah berlari menuju kegerbang dan membukanya, Kakapun berlari masuk
kerumah.
Setelah mengucapkan terima kasih, Bima berjalan menuju mobil dan tiba-tiba
mbak Pur memanggilnya. Bima menoleh melihat kearah mbak Pur seperti ingin
mengatakan sesuatu, setelah terdiam beberapa saat mbak Pur memberanikan diri
untuk menyampaikan pesan dari guru walikelas Kaka, Ibu Dina bahwa beberapa hari
terakhir Kaka selalu murung di kelas dan melamun saat pelajaran, saat istirahat
Kaka juga memilih duduk berdiam diri dikelas. Pesan itu juga sudah disampaikan
kepada Rayna dan ibu Dina ingin bertemu dengannya. Yang paling parahnya lagi
sudah sering Kaka tidak sarapan pagi, perintah apapun dari Rayna hanya
ditanggapin dengan diam membisu sehingga membuat emosi Rayna semakin menjadi
dan pertengkaran mulutpun menjadi santapan setiap pagi. Tetapi karena kesibukan
Rayna, pertemuan dengan wali kelas belum terlaksanakan. Mendengar hal tersebut
kaget sekali dan berusaha menahan emosi.
Setelah menyampaikan
berita tersebut mbak Pur meminta maaf, dia terpaksa harus memberitahukan hal
itu sebagai rasa prihatin melihat kondisi Kaka. Bimapun menyentuh pundak mbak
Pur dan berterima kasih karena sudah memberitahukannya, akhirnya Bima pamit
untuk pulang kerumahnya. Masih tidak dapat menyudahi pikirannya tentang masalah
Kaka seperti yang disampaikan mbak Pur, Bimapun mengajak Rayna untuk membawa
Kaka ke sebuah konseling yang direkomendasikan oleh istri Hendi. Setelah
mendengarkan dari psikolog Aisyah, Bima, Kaka dan Rayna pamit dengan janji akan
bertemu lagi untuk konseling sesi berikutnya.
Dan pada suatu hari,
saat bima sedang rapat mempersiapkan proyek di Dubai,tiba-tiba teleponnya
bergetar dan saat dilihat rupanya Rayna yang menelepon. Sebuah kabar yang
kurang menyenangkan disampaikan oleh Rayna bahwa Kaka hilang dari sekolah. Bima
sangat terkejut. Dan saat kabar itu diketahui oleh seluruh rekan kerjanya. Tj
selaku bos segera menghentikan rapat dan melepaskan kepergian Bima. Bima yang
ditemani Hendipun langsung berangkat menuju kantor polisi menyusull Rayna untuk
membuat laporan.
Sesampainya di sana,
Bima melihat seorang laki-laki yang amat familiar dengannya. Rupanya itu adalah
Denny, orang yang pernah dianggap sebagai sahabat tetapi berani menusuknya dari
belakang dengan merebut Rayna dari sisinya. Bimapun menghampiri Denny, dan
rupanya emosi Bima tidak dapat tertahan lagi saat melihat pria itu. Bima meraih
kerah baju Denny hingga Denny terjinjit. Hantaman bertubi-tubi mendarat, satu
hantaman di wajah untuk ketegaan Denny merebut Rayna dari sisinya, satu
hantaman di rahang untuk rusaknya pertemanan mereka, satu hantaman lagi kali
ini lebih keras, mendarat di pelipis untuk terpisahnya dirinya dari Kaka. Tubuh
Dennypun ambruk terkabar berlumuran darah. Dan tiba-tiba muncul suara histeris
milik Rayna yang berlari dari arah dalam. Kini ia menangis dengan keras dan
menjerit. Ditubruknya Denny yang masik terkapar di lantai. Ruangan kantor
polisi itu mendadak riuh, orang-orang dengan baju seragam mencengkram lengan
Bima dengan kuat. Sebagian lagi menganggkat Denny dan mendudukkannya ke kursi
panjang. Hendy yang ikut terkejut dengan aksi Bima mengingatkan kemabali
tentang tujuan mereka datang ke kantor polisi itu dan berharap agar Bima tidak
lagi mencari masalah yang justru dapat menambah masalah saja.
Di tengah-tengah
pembicaraan mereka, tibalah Ewin sahabat Bima. Diapun turut prihatin dengan
segala hal yang terjadi. Selama Ewin di ruangan, Hendi pamit keluar dan menuju
ke suatub ruangan tempat Rayna menemani Denny yang wajahnya masih lebam dan
bengkak. Hendi lega melihat luka yang di derita Denny tidak terlalu serius. Dan
Denny mengaku sudah memaafkan kesalahn Bima, dan tidak mau membawa kejadian
tadi ke jalur hukum. Hendy kemudian kembali lagi ke tempat Bima.
Setelah berjam-jam
menungggu. Tiba-tiba telepon Bima berdering, bimapun mengangkatnya dan ternyata
telepon itu dari Eddy temannya Troe yang mengabarkan bahwa Kaka bersamanya.
Begitu teleponn ditutup, Bima langsung memberitahukan hal ini kepada semuanya
dan mereka pun langsung menuju ke kediaman Edy.
Sesampai disana,
karena kondisi rumah yang kecil maka diputuskan bahwa hanya bima saja yang
masuk dan dilihatnya Kaka duduk dilantai beralaskan kasur tipis, begitu
mellihat Bima, Kaka langsung bangkit dan memeluknya.
Dari mulut Kaka
akhirnya muncul pengakuan bahwa tadi pagi ia bertengkar lagi dengan mamanya,
sehinnga terlintas ide untuk pulang saja ke rumah papap. Dan saat menjelang bel
sekolah berbunyi, Kaka minta izin untuk pulang lebih awal karena telah dijemput
dan ada acara di rumah. Diapun melesat keluar dan berlari jauh dari lingkungan
sekolah dan menyetop angkot. Dia tidak tahu arah angkot itu serta bingung
karena jalan yang dilalui angkot itu tidak dikenalnya. Kemudian ia turun,
berjalan kaki yang tanpa tahu kemana tujuannya. Karena ianya sudah letih, lalu
duduk di sebuah halte hingga kemudian Edy menemukannya yang sedang menangis dan
membawanya ke rumah. Begitulah ceritanya Kaka hilang hingga akhirnya Kaka
ditemukan.
Saat keluar dari rumah
Edy, Kaka terus berdiri menempel di belakang badan Bima. Ketika Rayna menuju ke
arahnya, Kaka mencengkeram kuat pinggang papapnya dan mulai menangis, sehingga
Raynapun mundur. Hendy memberikan kode kepada Bima untuk menghampirinya. Bima
menjalan mendekat dengan tetap diikuti Kaka. Hendy menyodorkan amplop putih dari
dalam saku celananya untuk diberikan kepada Edy sebagai ucapan terima kasih.
Dengan ragu, Bima menerimanya dan langsung menyerahkan kepada Edy. Kemudian
Bima beserta rombongan berpamitan. Petugas polisi yang ikut dalam rombongn itu
memisahkan diri, tinggallah mobil Bima dan mobil Rayna. Bima minta kepada Rayna
agar Kaka bisa pulang ke rumahnya, raynapun menyetujuinya. Kemudian Bima
menghampiri Denny dan meminta maaf atas segala kesalahan yang telah terjadi.
Mereka berdua berangkulan dan rayna menghela nafas lega. Kemudian mereka pulang
ke rumah masing-masing.
Setelah kejadian itu,
Rayna merasa serba salah. Apakah tetap mempertahankan kaka di rumahnya atau
melepaskan Kaka untuk tinggal bersama papapnya. Sikap keras mempertahankan Kaka
selama ini, tak lain karena Kaka adalah tamengnya untuk menutupi rasa bersalah
atas apa yang telah dilakukannya dengan Denny terhadap Bima. Dan setelah
berpikir panjang, akhirnya dia merelakan Kaka tinggal bersama papapnya. Baju
dan semua perlengkapan Kaka segera di antarkan ke rumah Bima. Walaupun Bima
sempat herang dengan sikap Rayna yang tiba-tiba berubah, tetapi Bima sangat
berterimakasih kepada Rayna. Dia tidak akan menyianyiakan anaknya. Keluarga
besar Bima merasa sangat senang karena Kaka bisa tinggal dengan papapnya.
Rayna tercenung di
dalam kamar Kaka. Sudah dua minggu anak itu tinggal bersama Bima. Meskipun ia
jarang meluangkan waktu bersama Kaka, Rayna merasa kini rumah terasa sepi. Ia
merindukan hal-hal yang selama ini ia hindari dan selalu menjadi biang keributan
antara dirinya dan anaknya itu. Ia rindu kartun di TV yang di setel dengan
volume kencang, ruang keluarga yang berantakan dengan kertas-kertas gambar dan
spidol, teriakan dan tangisan Kaka, serta ia rindu untuk memeluk anaknya.
Sayangnya, semua itu telah berlalu, kini Kaka sudah berada di tangan Bima. Raya
penyesalan karena sempat menyia-nyiakan waktunya dengan Kaka pun, terus menerys
menghantuinya.
Sebagai karyawan di
sebuah perusahaan, Bima disibukkan dengan banyak kerjaan yang kadang-kadang
memasksanya harus pulang agak larut. Akan tetapi, Bima tetap mampu membagi
waktunya antara kesibukan dengan tetap mempersiapkan segala kebutuhan anaknya,
Kaka. Kawan-kawan kantor Bima paham betul dengan keadaan Bima sekarang. Justru
merekalah yang sering mendorong Bima agar mengajak Kaka untuk mengikuti
kegiatan extra. Misalnya ketika kantor mengadakan acara outbond di Lembang,
Bandung. Kakapun di ajak ikut serta. Semua kawan-kawan Bima ikut menemani dan
menghibur Kaka. Termasuk Cindy, sampai-sampai banyak komentar yang mengatakan
Cindy cocok mendampinginya. Dia hanya tersenyum. Tak jarang, Ewin teman
dekatnyapun sering menjodohkan Bima dengan beberapa kenalannya. Namun Bima
tidak tertarik dengan seorangpun.
Serapat-rapatnya Bima
menutup ruang di hatinya, masih ada celah yang memungkinkannya terbuka. Suatu
sore, Bima melakukan rapat dengan klien di sebuah cafe. Saat dia melangkah
keluar dari cafe itu, tampa sengaja dia bertubrukan dengan seorang perempuan. Gelas
kopi yang dipegangnya jatuh berantakan ke lantai. Bima meminta maaf dan
menggantikan kopi yang telah tumpah tadi. Perkenalan singkatpun terjadi.
Namanya Ammara. Sampai Bima meninggalkan cafe itu, senyum manis Ammara tidak
dapat lepas dari ingatannya.
Setelah kejadian itu,
Bima mengajak Ammara untuk bertemu lagi dan terjalinlah komunikasi secara lebih
lanjut. Dibalik semua itu, ada satu hal yang membuat Bima ragu. Dia takut
jikalau Ammara tahu siapa dia sebenarnya. Pada suatu kesempatan, Bima
menceritakan tentang statusnya. Ammara dapat mengerti dan tidak
mempermasalahkannya. Bimapun lega dan mereka semakin serius menjalin
hubungannya.
Awalnya Kaka tidak
dapat menerima ini semua. Dia sangat takut kalau papapnya dekat dengan tante
Ammara, papapnya jadi tidak punya waktu lagi untuknya. Setelah diberi
pengertian, Kaka bisa memahaminya. Dan bimapun menjadi lega.
Ammara merupakan
seorang gadis yang menyukai dan mudah akrab dengan anak-anak, sehingga antara
Kaka dan Ammara cepat akrab serta saling memahami satu sama lainnya.
Ketika suatu malam,
mereka bertiga pergi ke sebuah undangan perkawinan temannya Bima. Di tengah
asyiknya mereka ngobrol, Bima dikejutkan oleh suara yang muncul dari belakang.
Rupanya itu adalah suara Rayna. Setelah menyapa Bima, Rayna menatap Ammara
dengan tatapan tajam. Dagunnya terangkat kke atas, matanya mengamati Ammara
dari ujung rambut hingga kaki. Ammara merasa jengah, ia menoleh ke arah Bima.
Dan Bima menyadari kalau Rayna sedang menatap Ammara. Setelah kejadian itu,
Ammara tampak sangat berubah. Yang tadinya ceria, berubah menjadi pendiam. Bima
menghela nafas dan merasa bersalah terhadap Ammara. Tak lama setelah mereka
mencicipi makanan, Bima mengajak Kaka dan Ammara pulang. Di dalam perjalanan,
mereka saling membisu. Kaka yang duduk di belakang sudah tertidur pulas. Dari
sudut mata Ammara, Bima dapat menangkap ada sesuatu yyang dipikirkan Ammara.
Bahkan pertanyaan-pertanyaan Bima hanya di jawab pendek. Sesampai di depan
rumah Ammara, Bima mengatakan bahwa bespk akan menjemput Ammara seperti
biasa.ammara hanya tersenyum hambar dan bergegas turun dari mobil.
Sesuai dengan janji
Bima, sepulang kerja dia menjemput Ammara dan mereka makan malam bersama. Di
tengah obrolan mereka, Ammara minta maaf soal kejadian kemarin. Dia merasa
tidak prlu terlalu menanggapi sikap Rayna terhadapnnya. Diapun menyarankan agar
Bima berusaha menjalin lagi komunikasi yang baik dengan Rayna. Dan tekankan
bahwa untuk mengasuh Kaka butuh sebuah Tim work. Karena keberhasilan mengasuh
Kaka tergantung dari seberapa besar usahanya dengan Rayna dan kalau komunikasi
langsung belum bisa dilakukan, Ammara menganjurkan untuk berkomunikasi melalui
e-mail. Bima sangat menghargai usulan-usulan dari Ammara, yang hak tersebut
untuk kebaikan Kaka. Diapun semakin yakin bahwa Ammara adalah pilihan yang
tepat untuknya.
Sesuai saran Ammara,
Bima mulai mempersiapkan diri untuk membuka pintu komunikasi dengan Rayna. Bima
tertegun di depan komputer, e-mail pendek yang telah diketiknya siap dikirim
dengan tangan yang agak bergetar.
Di sisi lain, Rayna
yang sedang sibuk dengan pekerjaannya tiba-tiba dikejutkan dengan sebuah e-mail
masuk. Karena penasaran, dibukanyalah e-mail tersebut yang rupanya berasal dri
Bima. Ia sangat terkesan dengan e-mail pendek itu . ia masik tidak yakin Bimalah
yang kirim pesan itu, ia tersenyum dan hatinya berbunga. Kalimat terakhir
e-mail tadi terus menari-nari dipikirannya.
“ Ray,
akhir pekan ini Kaka akan menginap dirumahmu “.
Setelah mengirim e-mail ke Rayna, komunikasi mereka terus berlanjut,
Bimapun merasa surprise. Ia tidak menyangka komunikasi tertulis yang dijalin
lewat e-mail ternyata jauh lebih efektif. Antara dia dan Rayna sama sekali
tidak menyinggung hal-hal yang bersifat personal. Komuinikasi sangat netral,
topiknya hanya seputar Kaka semata.
Hingga tiba pada hari
sabtu siang, Bima mengecek tas Kaka, semua barang-barang yang diperlukan Kaka
saat menginap dirumah Rayna sudah disiapkan. Bimapun membujuk Kaka, awalnya
Kaka langsung menolak namun setelah dibujuk Kaka mulai mengerti maksud baik papanya.
Ia mengiyakan tawaran itu walaupun sedikit terpaksa.
Sebelum berangkat
menuju ke rumah Rayna, Bima menunjukan beberapa lembar stiker dan sebuah notes
kecil kepada Kaka. Bima berjanji kepada Kaka anaknya, apabila berprestasi dalam
pelajaran Bima akan memberikannya satu stiker untuk di tempel di buku notes
tersebut. Bila stikernya sudah terkumpul banyak, Kaka bisa menukarnya dengan
buku atau mainan apa saja yang dia suka.
Rupanya Raynapun
sangat mendukung taktik jitu Bima tersebut yang tujuannya untuk membangkitkan
semangat belajar anak mereka Kaka. Sekarang Rayna tidak jor-joran lagi dalam
menghujani Kaka dengan aneka mainan atau hadiah. Semua hadiah atau mainan yang
akan diberikan terlebih dahulu mendiskusikannya dengan Bima. Cara Kaka
mendapatkannyapun sama, harus mengumpulkan stiker terlebih dahulu.
Tanpa terasa selama
liburan sekolah, Kaka sudah menginap dirumah Rayna sebanyak empat kali. Sejalan
dengan waktu, sikap Raynapun mulai melunak, konflik dengan Kaka sudah mulai
berkurang. Sekarang ia mulai memberi perhatian terhadap kaka dan mau
mendengarkan apa saja curahan hati anaknya.
Bima selalu meng
update perkembangan Kaka dari waktu ke waktu dan disampaikannya kepada Ammara.
Mendengar kemajuan hubungan Kaka dan Rayna Ammarapun ikut senang. Sekarang
secara rutin Bima selalu mengantarkan Kaka untuk menginap dirumah Rayna pada
setiap akhir pekan. Hubungan Bima dan Ammarapun semakin dekat, dan akhir pekan menjadi waktu untuk mereka
bersama-sama.
Sabtu pagi, setelah
mengantarkan Kaka ke rumah Rayna Bima mampir ke toko bunga. Diapun membeli
sepuluh bunga mawar merah yang masih kuncup dan langsung menuju kesebuah
restoran tempat dia janji bertemu dengan Ammara. Sesampai disana bunga mawar
merah itu langsung diberikan kepada Ammara.
Saat mencicipi makanan
pesanan mereka, Bima merasa tidak nyaman dengan sikap Ammara yang mendadak
diam. Tiba-tiba mengalirlah kata-kata dari mulut Ammara yang menyatakan bahwa
hubungan mereka sepertinya harus berakhir. Bima sangat kaget mendengar
pernyataan Ammara tadi, perasaannya semakin tidak menentu disaat tahu alasan
dari Ammara tentang hubungan mereka. Ternyata orang tua Ammara tidak merestui
anaknya menjalin hubungan dengan seorang duda. Tanpa banyak berkata-kata lagi
Ammara bergegas pergi dan berterima kasih atas segala kebersamaan selama ini
dan berterima kasih juga untuk bunga mawar yang diberikan Bima.
Setelah membayar
tagihan, Bima bergegas pulang, hatinya linglung mengingat hubungannya dengan
Ammara harus berakhir secepat itu. Seakan tidak dapat menanggung beban
pikirannya itu, Bima menceritakan permasalahannya kepada Erwin. Erwin sangat
simpati dengan nasib Bima dan berusaha menyemangati sahabat karibnya itu.
Menurut Erwin, Bima punya dignity dan
layak untuk mendapatkan Ammara. Bima jadi semakin yakin untuk memperjuangkan
cintanya.
Keesokan harinya dia memutuskan untuk datang ke rumah Ammara. Gerbang rumah
Ammara tertutup rapat lalu Bima menekan bell. Terdengar suara pintu terbuka,
rupanya Ammara sendiri yang membukakannya. Dia tertegun dan kaget dengan
kedatangan Bima yang tiba-tiba. Bima meminta Ammara untuk dipertemukan dengan
kedua orang tuanya. Dengan agak ragu Ammara mempersilahkan Bima untuk masuk
kerumahnya. Langkahnya terhenti diruang tengah tidak jauh dari sofa dimana
kedua orang tua Ammara lagi duduk santai. Lalu Ammara memperkenalkan Bima
kepada orang tuanya, ayah Ammara hanya tertegun dengan sorot mata yang tajam
kearah Bima, sementara ibunya Ammara meminta Ammara untuk menyediakan minuman.
Obrolan mulai dibuka
dengan basa-basi hingga tiba-tiba ayah Ammara menanyakan tentang status Bima
dan kenapa ia bisa bercerai. Lalu Bima menjelaskan dengan rinci apa yang
ditanyakan ayah Ammara tadi. Ayah Ammara juga bertanya kenapa ia bisa
berhubungan dengan anaknya. Bima mengakui bahwa dia merasa nyaman dan damai
bersama Ammara. Disaat Ammara datang membawa minuman, ayahnya juga menanyakan
hal yang sama kepada anaknya. Ternyata jawaban Ammara sama persis dengan
jawaban dari Bima.
Sore itu menjadi momen
yang tidak pernah dilupakan oleh Bima. Mereka masih melanjutkan obrolan sambil
menikmati makanan ringan yang disuguhi oleh Ammara tadi. Tidak lama kemudian kedua
orang tua Ammara minta mengundurkan diri, setelah menghabiskan sisa minumannya,
Bimapun minta pamit dan diantar oleh Ammara sampai ke pintu gerbang. Setelah
pertemuan tersebut, Bima merasa sebagian beban
yang menghimpit dadanya terasa berkurang dan hatinya sedikit lega karena
sudah melewati apa yang ia takutkan selama ini. Mengingat perubahan sikap dari
orang tua Ammara, Bima kembali menaruh harapan untuk mendapatkan Ammara.
Suatu sore Rayna
mengajak Bima untuk bertemu disebuah restoran, Bima agak terkejut melihat
penampilan Rayna sekarang. Dia nampak lebih feminim, wajahnya lebih rileks dan
senyumnyapun berkembang lepas. Bima lebih nyaman dengan keberadaan Rayna
seperti itu. Yang lebih senangnya Bima, ternyata sekarang Rayna sudah berhenti
merokok. Saat ada suara panggilan diponselnya yang ternyata dari kantor
diabaikan saja oleh Rayna. Sangat bertolak belakang dengan Rayna yang dulu.
Rayna kemudian
menceritakan semua hal yang akhirnya membuat
dia menemukan jati dirinya. Bima mendengarkan dengan seksama.
Dipenghujung pembicaraan mereka, Rayna mengatakan ikut mendukung hubungan Bima
dengan Ammara, menurutnya Ammara adalah sosok yang baik dan sesuai dengan
kepribadian Bima. Dia banyak mengetahui tentang Ammara dari anaknya Kaka, Rayna
menitipkan salam buat Ammara.
Saat itu setelah jam
makan siang, Bima asyik melanjutkan buku bacaannya dan sesekali melirik media
social network hingga tiba-tiba Cindy berdiri di hadapannya. Dia menyodorkan
kertas kecil ke atas meja Bima. Ternyata itu adalah pesan dari TJ yang menunggu
Bima di ruangannya jam 3. Sesampai di ruangan TJ dia disodorkan dengan tanggal
keberangkatan ke Dubai. Segala urusan visa dan tetek-bengeknya akan segera
diurus. Walaupun masih terselip keengganan jika harus meninggalkan Jakarta dan
dua hati yang membuatnya selalu tidak mau berjauhan, bulan depan ia harus tetap
bersiap-siap berangkat.
Waktu sudah beranjak
sore. Sesuai yang tertera di tiket, penerbangan di jadwalkan pukul 20.00.
mereka harus tiba di bandara dua jam sebelumnya. Hanya Ammara dan Kaka yang
ikut mengantar. Nyonya Titoek Djoko dan Jan melepaskan kepergian Bima dengan
pelukan yang lama.
Terminal Dua
Keberangkatan di Bandara Soekarno-Hatta terasa hiruk pikuk. Orang lalu-lalang
dengan menyeret koper. Di luar, langit sudah gelap sempurna. Panggilan untuk
kesekian kalinya kepada penumpang jurusan Dubai-Amsterdam sudah dikumandangkan.
Sebagian besar penumpang sudah masuk ke Gate 6. Bima bangkit meraih kopernya,
dalam helaaan napas panjang, diseretnya koper kecil dengan tangan kanan.
Pegangannya licin oleh keringat dingin yang membasahi telapak tangannya,
sementara tangan kirinya menggenggam pasport dan boarding pass.ia berjalan
diapit oleh Ammara dan Kaka. Mereka bertiga berjalan dalam kebisuan dan hanya
ada suara pantulan bunyi langkah-langkah.
Tibalah mereka di
pintu masuk. Bima memandang Kaka. Wajah anak itu tampak tegang. Sudut matanya
sudah tergenangi air. Tidak kuasa menatap lama-lama wajah Kaka, pandangan
Bimapun beralih kepada Ammara. Kegundahan hati Ammara jelas terbaca lewat sorot
matanya. Dilepaskannya tangan yang memegang koper. Kedua lengannya kini
berkembang merengkuh kedua orang di hadapannya itu. Ia memeluknya dengan
segenap perasaan.
Bima seakan dapat
merasakan detak jantung Ammara dan Kaka dengan tempo yang cepat hingga
menyesakkan dada. Ia terus mengencangkan pelukannya lagi. Dan kemudian
terdengar namanya disebut lewat pengeras suara. Ia seakan sudah tidak
memedulikannya lagi. pasport dan boarding pass yang dipegangnyapun jatuh ke
lantai.
Apalah daya semuanya,
Bima tetap harus berangkat ke dubai selama tiga bulan. Di balik semua iyu, ia
dapat tersenyum lega. Karena selama dia pergi, Kaka akan berada di tangan yang
tepat. Tak lain ibunya sendiri. Keberangkatan dirinya ini sudah ia bicarakan
baik-baik dengan Rayna. Atas kesepakatan bersama, untuk sementara Kaka akan di
bawah pengasuhan Rayna sampai kepulangannya nanti. Sementara Ammara dapat
setiap saat mengunjungi Kaka.
Ia sangat bersyukur
atas segala hal yang sudah ia lalui. Ia masih ingat tagline iklan tawas yang ia
tandai di bukunya, Hold The Future In
Your Hands. Ketika kita berani bermimpi dan menyakininya, selalu ada jalan
untuk mewujudkannya. Karena masa depan kita terletak di tangan kita sendiri,
bukan orang lain.
PENILAIAN
a. Kelebihan
Novel ini penuh dengan berbagai
cara pendidikan untuk anak. Penjelasannya sangat
mendetail. Sehingga ada beberapa bagian yang membuat orang tidak sabar
membacanya. Begitu juga dengan cerita tentang pengasuhan Kaka. Porsinya sangat
banyak. Tetapi tentu saja, jika pembaca adalah penikmat pendidikan anak, hal
ini tidak bermasalah.
b. Kekurangan
Novel ini yang secara keseleruhan menceritakan tentang cara pendidikan untuk
anak, apabila dinikmati oleh orang-orang yang kurang tertarik pada dunia
anak-anak, mungkin saja akan membosankan. Dan beberapa bahasa yang digunakan
dalam novel ini agak sulit untuk dimengerti oleh sebagian orang.
PENILAIAN SAYA
Dengan porsi besar cerita pada hubungan ayah-anak daripada percintaan,
novel ini sangat tepat untuk dinikmati bagi para orangtua muda, guru, dan
orang-orang yang tertarik pada dunia anak-anak. Dengan itu, kita dapat
mengetahui berbagai contoh masalalah-masalah dalam rumah tangga dan pada
pengasuhan anak, semoga dapat menjadi pembelajaran bagi kita dimasa depan.