Senin, 31 Desember 2012

Al Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Modern


Al-Qur’an merupakan sebuah Mukjizat terbesar Rasulullah SAW. Al-Qur’an bersifat maknawi yang berarti berlaku sepanjang massa dan tidak akan pernah lenyap. isi-isinya selalu sejalan dengan logika ummat manusia. Ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan sekitar abad ke 7 masehi, di mana ilmu pengetahuan belum berkembang (saat itu orang mengira bumi itu rata dan matahari mengelilingi bumi), sesuai dengan ilmu pengetahuan modern yang baru-baru ini ditemukan oleh manusia. Berikut merupakan contoh-contoh keselarasan antara ilmu Al-Qur’an dan ilmu Modern saat ini :

Penciptaan Alam Semesta
"Dialah pencipta langit dan bumi." (Q.S: Al-'An`ām :101)

Kesimpulan yang didapat astrofisika saat ini adalah bahwa keseluruhan alam semesta, beserta dimensi materi dan waktu, muncul sebagai hasil dari suatu ledakan raksasa yang tejadi dalam sekejap. Peristiwa ini, yang dikenal dengan "Big Bang", membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal. Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada.

Gambar ini menampakkan peristiwa Big Bang, yang sekali lagi mengungkapkan bahwa Allah telah menciptakan jagat raya dari ketiadaan. Big Bang adalah teori yang telah dibuktikan secara ilmiah.


Dan dalam A-Quran Allah SWT telah berfirman yang artinya:

"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (Q.S Al- Anbiya: 30)


Ketika kita bandingkan penjelasan ayat tersebut dengan berbagai penemuan ilmiah, akan kita pahami bahwa keduanya benar-benar bersesuaian satu sama lain. Yang sungguh menarik lagi, penemuan-penemuan ini belumlah terjadi sebelum abad ke-20, padahal Al-Qur’an telah memberitakan kepada kita sejak 1.400 tahun yang lalu. 

Garis Edar
Telah kita ketahui bersama, bahwa matahari, bumi, bulan dan planet-planet lain di jagad raya ini senantiasa bergerak berdasarkan garis edarnya masing-masing. Garis edar ini berbentuk elips. Dalam pergerakannya, keseluruhan planet bersama masing-masing satelitnya akan bergerak mengelilingi matahari sebagai pusat tata surya di galaksi Bimasakti.
 
Gambar ini menunjukkan planet-planet yang bergerak pada garis edarnya mengelilingi matahari.


Ternyata, fakta pengetahuan tersebut juga telah di jelaskan di dalam Al-Quran sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagaimana Firman Allah SWT berikut yang artinya:
"Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya." 
(Q.S Al-Anbiya:33)

Selain itu, garis edar di alam semesta ini tidak hanya dimiliki oleh benda-benda angkasa. Galaksi-galaksi pun berjalan pada kecepatan luar biasa dalam suatu garis peredaran yang terhitung dan terencana. Hal itu dapat kita perhatikan dari firman-Nya yang artinya:
"Demi langit yang mempunyai jalan-jalan."
 (Q.S Az-Zariyat:7)

Selama pergerakan ini, tidak ada satupun dari benda-benda angkasa ini memotong lintasan yang lain, atau bertabrakan dengan lainnya. Bahkan, telah teramati bahwa sejumlah galaksi berpapasan satu sama lain tanpa satu pun dari bagian-bagiannya saling bersentuhan. Dan semuanya itu dapat terjadi karena Kuasa Allah SWT sebagai pengatur segala sesuatu yang ada di muka bumi ini (SUBHANALLAH).

Akibat dari Rotasi dan Revolusi Bumi serta Perputaran Bulan Mengelilingi Bumi.
Berdasarkan ilmu pengetahuan modern, dijelaskan bahwa waktu yang diperlukan bumi untuk berputar pada sumbunya (rotasi bumi) adalah 23 jam 56 menit. sehingga salah satu akibat dari rotasi bumi itu adalah terjadinya pergantian siang dan malam di berbagai belahan bumi.
 
Gambar ini menunjukkan adanya pergantian siang dan malam akibat dari rotasi bumi


Sedangkan waktu yang diperlukan bumi untuk mengelilingi matahari adalah 365,25 hari. Sehingga revolusi bumi menjadi dasar penetapan tahun Masehi atau tahun Syamsyiah.
Ilmu pengetahuan Modern juga menjelaskan bahwa bulan merupakan satelit (pengiring) bumi. Sehingga gerakan yang dilakukan bulan meliputi rotasi, revolusi terhadap bumi, dan bersama bumi berevolusi terhadap matahari. Perputaran bulan bersama bumi mengelilingi matahari dijadikan dasra tahun Komariah. Selama bumi mengelilingi matahari dalam satu kali revolusinya, bulan berevolusi terhadap bumi sebanyak 12 kali. Satu kali revolusi bulan terhadap bumi memerlukan waktu 29,5 hari. Sehingga selama berevolusi 12 kali memerlukan waktu sebanyak 12x29,5 = 354 hari. Waktu sebanyak 354 hari itu disebut satu tahun Komariah.
Dan di dalam Al-Quran pun telah dijelaskan hal yang sama. Sebagaimana Firman Allah SWT yang artinya:
“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (Kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahuinya. Sesungguhnya pada pergantian malam dan siang dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, pasti terdapat tanda-tanda (Kebesaran-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa.” (Q.S Yunus : 5-6)

Kedua ayat tersebut telah menjelaskan secara detail tentang pemahaman akibat dari rotasi dan revolusi bumi serta perputaran bulan mengelilingi bumi.
Dan pada Q.S Yunus ayat 5 terdapat kata kata “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya…”. Kita dapat melihat adanya perbedaan sifat antara matahari dan bulan. Matahari dengan kata-kata “bersinar” menandakan bahwa matahari memiliki cahayanya sendiri. Sedangkan bulan dengan kata-kata “bercahaya” menandakan bahwa bulan tidak memiliki cahaya sendiri. Hal itu sesuai dengan ilmu pengetahuan modern saat ini, yang juga menjelaskan bahwa bulan tidak memiliki cahaya sendiri, tetapi hanya memantulkan cahaya dari matahari.

Dari beberapa pernyataan-pernyataan di atas, dapat kita pahami bahwa Al-Qur’anul Karim benar-benar merupakan sebuah Mukjizat yang begitu besar. Segala sesuatu yang ada di dalamnya benar-benar merupakan Firman Allah SWT dan selalu sejalan dengan setiap kehidupan umat manusia. MahaSuci Allah SWT dengan segala Firman-Firman-Nya.

Referensi :
Al-Qur'anul Karim
Buku paket IPA TERPADU 3 karangan TIM SAINS Penerbit Aneka Ilmu





0 komentar:

Posting Komentar